Thursday, 29 March 2012

Aliran Eudaemonisme

Suatu perbuatan atau tindakan hidup yang dilakukan oleh manusia dengan maksud membantu orang lain sehingga membuat si pelaku mendapatkan rasa kebahagiaan terhadap dirinya sendiri karena telah melakukan sebuah tindakan kebaikan. Namun, apa yang disebut sebagai kebahagiaan menurut Aristoteles, bukanlah sesuatu yang sudah selesai, rampung dan tuntas. Kebahagiaan harus disamakan dengan aktivitas, yaitu aktivitas mencari kebahagiaan. Dengan demikian, etika “eudaemonisme” Aristotelian adalah etika yang berhubungan dengan rasionalitas manusia atau daya pikir serta akal budi yang dimiliki oleh manusia. Kini kebahagiaan sudah disalahartikan sebab kebahagiaan yang dimaksud tidak lagi hanya sebatas kebahagiaan bersama tetapi menjadi kebahagiaan untuk kepentingan individual dan kelompok. Tentu saja hal ini memberi dampak kepada suatu golongan tertentu akan merasa dirugikan. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi di suatu lingkungan. Kebahagiaan bersama tercapai apabila masing-masing pihak menyadari apa arti kebahagiaan dalam hidup manusia.

Aliran Positivisme

Suatu aliran yang menyatakan bahwa ilmu yang terdapat di alam semesta ini merupakan satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan mengacuhkan segala aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Hal ini disebabkan karena segala ilmu yang terdapat di alam alam mampu dibuktikan kebenarannya. Aliran ini juga tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris atau logis.

Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan. Positivisme perlu digunakan untuk memisahkan secara tegas antara hukum dan moralitas. Hukum bercirikan rasionalistik, teknosentrik dan universal. Dalam pandangan positivisme tidak ada hukum kecuali perintah penguasa, bahkan aliran positivis legalisme menganggap bahwa hukum identik dengan undang-undang. Sedangkan moral merupakan dimensi spiritual dengan segala perspektifnya seperti agama, etika dan moralistas diletakkan sebagai bagian yang terpisah dari satu kesatuan pembangunan peradaban modern. Hukum modern dalam perkembangannya telah kehilangan unsur yang esensial, yakni nilai-nilai spiritual.

Aliran Naturalisme

Aliran ini memiliki pandangan bahwa setiap orang yang baru lahir di dunia mempunyai dasar pembawaan yang baik, akan tetapi mengikuti siklus perkembangannya dapat mengubah pembawaan tersebut yang awalnya baik menjadi tidak baik dikarenakan akibat pengaruh lingkungan dimana ia berkembang sehingga aliran ini sering disebut juga sebagai aliran negativisme. Untuk menghindari perubahan pembawaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak mulai dari kecil, seperti :

1. Anak diberikan kebebasan untuk dapat belajar dari hal-hal yang ia alami sendiri. Sehingga terjadi suatu interaksi antara pengalaman dengan kemampuan daya pola pikir pada anak tersebut.

2. Menyediakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta didukung oleh tenaga pendidik yang ahli pada bidangnya sehingga mampu memberi dorongan yang positif kepada anak didik.

3. Program pendidikan harus sesuai dengan minat dan bakat anak. Hal ini diharapkan dapat ,membantu anak dalam mengeksplorasi kemampuannya sendiri.

Aliran Idealisme

Idealisme, dikenal sebagai salah satu filsafat hidup seseorang, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan pada dirinya sendiri. Seseorang yang menganut aliran ini biasanya mulai mempelajari mengenai dirinya sendiri, kemudian ke luar untuk memahami dunia yang sebenarnya(objektif).

Pendidikan menurut idealisme diartikan sebagai upaya terencana untuk mewujudkan manusia ideal yaitu manusia yang dapat mencapai keselarasan individual yang terpadu dalam keselarasan alam semesta. Upaya pendidikan harus ditujukan pada pembentukan karakter, watak, manusia yang berbudi luhur, pengembangan bakat insani dan kebajikan sosial. Menurut idealisme, nilai akan menjadi nyata atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersebut.

Sumber :

  1. http://leqoen.blogspot.com/2011/02/paham-eudaemonisme.html
  2. http://initialdastroboy.wordpress.com/2011/03/30/aliran-positivisme-dalam-teori-sejarah/
  3. http://www.scribd.com/doc/45080023/7/Aliran-Idealisme
  4. http://www.scribd.com/rumrosyid/d/45080023/5-Aliran-Naturalisme

No comments:

Post a Comment