Monday 7 June 2010

Matematika Bukan Ilmu Pasti


Sejarah Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Yunani "Mathema", yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, atau belajar, dan juga "Mathematikos", yang diartikan sebagai suka belajar. Jadi selama ini keliru, jika ada pandangan yang mengatakan, bahwa Matematika itu cumin Identik dengan berhitung aja!

Seperti umumnya ilmu pengetahuan yang lain, matematika juga mempunyai cabang ilmu lain, dimana nggak mempunyai bilangan sama sekali. Wow belajar matematika, tapi nggak ada bilangannya? Yup, yaitu logika. So, logika itu adalah salah satu cabang dari matematika yang merupakan masa bayi dalam matematika.

Matematika bukanlah ilmu pasti ato yang dikenal istilah eksak!

Matematika itu sebenarnya penalaran. Contoh sederhananya aja, kita bisa menemukan berbagai macam warna biru, mulai dari biru muda, biru setengah tua, sampai biru tua. Menurut para ahli warna, setiap perbedaan warna itu diberi derajat kebiruan. Untuk warna biru tua diberi nilai 3, trus untuk warna biru setengah tua itu diberi nilai 2, dan seterusnya.

Jadi, semua hal sebenarnya bisa dinalar. Eksak itu sebenarnya hanyalah istilah, yang dulunya dikenal sebagai PASPA (Pasti Alam, red). Kemudian nama itu diubah, karena pada kenyataannya matematika bukan hanya dalam kawasan menghitung saja. Tapi Matematika adalah tentang bagaimana kita diajar untuk bisa berpikir kritis dan obyektif, baik terhadap hitungan, maupun kalimat. So...bagaimana kita bernalar, itulah matematika.

Matematika itu udah dikenal sejak sebelum masehi loh! Filsafat merupakan induk dari seluruh ilmu pengetahuan, dan anak pertamanya adalah matematika. Matematika sendiri dibedakan menjadi 2 karena kebutuhan manusia, yaitu matematika murni dan matematika terapan. Matematika murni adalah matematika yang berkembang untuk dirinya sendiri.

Matematika murni bisa disebut sebagai Raja, karena perkembangannya nggak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika murni yang dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai, dan belajar matematika hanya sebagai hobi, tanpa mempedulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain.

Matematika terapan adalah matematika dasar bagi ilmu lain. Matematika terapan bisa disebut pelayan, karena matematika digunakan sebagai alat bantu bagi ilmu lain. Bahkan sejak masa sebelum masehi, misalnya pada zaman mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika yaitu aritmatika yang sudah digunakan untuk membuat piramida dan juga digunakan untuk menentukan waktu turun hujan. Matematika yang terus berkembang dan kita kenal hingga saat ini adalah matematika terapan.

Peran Matematika Dalam Pembangunan

Matematika itu bisa berperan dalam hampir seluruh aspek kehidupan, karena semua hal bisa dirancang secara matematik. Jadi, matematika dapat dikatakan dasar ilmu pengetahuan. Dapat diibaratkan matematika adalah bahan bakarnya ilmu pengetahuan. So peranannya sangat besar banget, meskipun sangat tersembunyi seperti bahan bakar. Tapi tanpa bahan bakar, suatu kendaraan tentu nggak akan bisa jalan.

Konkritnya, ilmu matematika bisa digunakan dalam pembangunan. Misalnya, seorang arsitektur. Untuk membuat suatu bangunan, tentu saja si arsitek harus melihat seni bangunannya, geometrinya, keindahannya dan lain sebagainya. Untuk melihat itu semua, dibutuhkan juga perhitungan secara matematis, seperti beberapa peyangga yang harus dibangun ato bagaimana bentuk bangunan yang akan dibuat. Yang pasti, apapun yang akan terlihat pada bangunan itu nantinya, pasti ada unsur matematikanya.

Matematika sebenarnya juga merupakan salah satu ilmu yang mengikuti perkembangan zaman. Tapi itu bukan berarti bahwa selalu ada penemuan baru dalam matematika. Sebenarnya, dapat dikatakan bahwa tidak pernah ada penemuan baru di bidang matematika. Yang ada hanyalah perkembangan dari satu teori menjadi beberapa teori. Perkembangan itu terus berlangsung mengikuti perubahan pola pikir masyarakat sekarang.

Perkembangan matematika di Indonesia termasuk amat sangat lambat, karena dapat dipastikan bahwa matematika adalah hantu bagi kebanyakan siswa. Matematika, dianggap sebagai ilmu yang menakutkan, sulit dipelajari, membosankan, dan yang pasti nggak berguna.

Padahal matematika itu penting banget dalam tiap aspek hidup manusia. Seperti teori fasih yang digunakan untuk merancang kereta api "terbang" di Jepang, dengan nama Shinkansen. Jadi, dari teori yang kecil dan sederhana, sebenarnya bermanfaat banget untuk menciptakan sesuatu yang besar dan bermanfaat bagi banyak orang.

Lambatnya laju perkembangan matematika di Indonesia, lebih banyak disebabkan oleh kurangnya sumber daya ahli. Mungkin banyak profesor-profesor yang udah ada di Indonesia, tapi mereka yang sudah disebut profesor sebenarnya hanya ahli dalam satu bidang kecil saja dalam ilmu tertentu. Bahkan kurangnya sumber daya yang berkualitas dalam bidang pembelajaran. Sebenarnya, dalam matematika yang penting bukanlah materinya, tapi bagaimana mengajarkannya kepada siswa, dan membuat mereka mengerti dengan benar pentingnya belajar matematika.

Tentang perkembangan olimpiade matematika di Indonesia, sebenarnya sudah menuju kearah yang lebih baik, karena adanya peningkatan hasil yang menggembirakan. Yang masih jadi masalah di Indonesia adalah siswa terbiasa mengerjakan soal matematika dengan sistem pilihan ganda, alias multiple choice.

Hal-hal inilah yang sebenarnya merusak penalaran kita. Matematika nggak bisa dipaksakan dengan jawaban pilihan. Jika pilihan jawaban itu dipaksakan, ditambah budaya Indonesia yang sukanya tebak-tebak aja, maka nggak akan menghasilkan jawaban yang benar. Hal inilah yang perlu disadari oleh para pemerhati matematika.

1 comment:

  1. wah bener tuh.. kalau bisa ujian nasional juga pake esay.. supaya kalo si guru-guru ngasih jawabannya pake kertas yang lebih 3 lembar haa... jadi kayaknya jawabannya akan ketahian mana yg nyontek atau tidak... apalagi kalau 40 nomer makin pusing si anak pas nyontek jawabannya.. kalau hanya PG bisa di tembak-2 mangnya berburu.. mungki yg bener bisa kebetulan kan..

    ReplyDelete